Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stuntingjuga memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan malnutrisi diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2-3 % Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukan tidak adanya perubahan yang signifikan dan ini menunjukan bahwa masalah stunting perlu ditangani segera. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjuk 30,8% atau sekitar 7 juta balita menderita stunting .Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil (48,9%), Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR (6,2%), balita kurus atau wasting (10,2%) dan anemia pada balita.
Penurunan stunting memerlukan Intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Sejalan dengan inisiatif Percepatan Penurunan stunting, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG)
Sejalan dengan Gernas PPG dan mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi penurunan stunting, Bappeda Litbang Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai penanggung jawab aksi analisis situasi intervensi penurunan stunting di Bengkulu Selatan mengundang beberapa OPD teknis dan pemangku kepentingan lainya.
Dalam pertemuan awal (Kick Off) analisis situasi intervensi penurunan stunting di Bengkulu Selatan pada hari Senin, 27 Januari 2020 bertempat di Aula Bappeda Litbang BS di sepakati tujuan analisis situasi, jadwal dan rencana kerja, pengumpulan data dan informasi serta proses/ metode analisis situasi dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan intervensi penurunan stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan .