Bappeda Litbang BS Gelar Musrenbang Kabupaten Dalam Rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026
Kota Manna, 27 Februari 2025 pemerintah kabupaten Bengkulu selatan dalam hal ini Bappeda Litbang BS gelar MUSRENBANG KABUPATEN TAHUN 2025 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2026, Musrenbang kabupaten kali ini mengambil tema ” Pemantapan Daya Saing Daerah Menuju Kbupaten Bengkulu Selatan Sejahtera, Maju dan Mandiri“. Acara yang berlangsung di gedung aula Bppeda Litbang BS ini dibuka secara resmi oleh gubernur provinsi Bengkulu dalam hal ini diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu H. R.A. DENNI, SH., MM. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, Anggota DPRD Provinsi Dapil Manna Kaur, Forkopimda, Kepala Bappeda Provinsi, Seluruh para asisten dan segenap kepala OPD dan Camat di jajaran pemerintahan Kabupaten Bengkulu Selatan, Perwakilan Forum Anak Raflesia, BPPW, BWS Sumatera wilayah 7, BPTP, BPJN, Ketua BMA, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama.
Musrenbang dilaksanakan dalam rangka penyusunan rencana kerja pemerintah daerah yang merupakan forum musyawarah antar pemangku kepentingan untuk membahas dan menyepakati serta merumuskan kegiatan pembangunan di tahun yang akan datang. melalui forum ini diharapkan dapat dihasilkan kesepakatan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi, dan penyempurnaan terhadap rancangan rkpd, sehingga pada nantinya dapat diperoleh masukan dan komitmen dari para pemangku kepentingan pembangunan di kabupaten bengkulu selatan dan lebih siap dalam mengantisipasi tantangan dan peluang pembangunan yang akan dihadapi di masa depan.
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan Musrenbang penyusunan RKPD Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2026, merupakan musyawarah perencanaan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahun kelima periode kepemimpinan kami pada tahun 2021-2024. Untuk itu, kami berharap program dan kegiatan pembangunan yang disusun nanti, benar-benar mampu menerjemahkan visi dan misi yang kami bangun, serta dapat diimplementasikan dalam aksi nyata sehingga menjadi pengungkit kesejahteraan masyarakat kabupaten bengkulu selatan. Dalam periode kepemimpinan kami sampai dengan tahun 2024, indikator pelaksanaan pembangunan yang telah kita lakukan menunjukkan geliat kemajuan dan perkembangan, meskipun belum optimal dalam mengungkit kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya beliau menjelaskan Indikator kinerja pemerintah daerah secara makro telah menunjukkan tren peningkatan yang positif, antara lain Indeks pembangunan manusia meningkat sebesar 0,47 dari tahun 2023 sebesar 74,06 Menjadi 74,53 pada tahun 2024. Capaian ini telah menempatkan IPM Kabupaten Bengkulu Selatan tertinggi ketiga di antara kabupaten/kota di provinsi bengkulu, Persentase penduduk miskin di kabupaten Bengkulu selatan menurun sebesar 0,41% pada 2024 sehingga menjadi 17,1% turun dibanding tahun 2023 sebesar 17,51%, Harapan lama sekolah naik sebesar 0,01 tahun Dibanding tahun 2023 sebesar 13,65 menjadi 13,66 pada tahun 2024, Rata rata lama sekolah naik sebesar 0,01 Tahun dibanding tahun 2023 sebesar 9,41 Menjadi 9,42 pada tahun 2024, Angka harapan hidup naik sebesar 0,18 tahun dibanding tahun 2023 sebesar 72,87 tahun menjadi 73,05 tahun 2024, Nilai reformasi birokrasi kabupaten bengkulu Selatan meningkat menjadi B pada tahun 2023 Dari sebelumnya C, Opini penilaian bpk atas laporan keuangan tiga kali berturut-turut WTP dan semoga dapat kita pertahankan Indeks inovasi daerah tahun 2024 meningkat sebesar 2,91 poin menjadi 54,36 dari tahun 2023 Sebesar 51,45 yang menempatkan kabupaten Bengkulu selatan dengan predikat “inovatif”, Indeks spbe kabupaten bengkulu selatan pada tahun 2024 meningkat dari 2,45 menjadi 3,94.
Selanjutnya beliau mengatakan Dalam upaya mencapai keterlaksanaan atas program dan kegiatan, diperlukan kerjasama dan sinergi. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah provinsi bengkulu, sehingga program, kegiatan, tujuan dan prioritas pembangunan daerah kabupaten bengkulu selatan dapat berjalan dengan baik dan berhasil, yang akan berkontribusi positif pada pencapaian indikator kinerja pemerintah provinsi bengkulu ungkap beliau.
Kepala Bappeda Litbang BS Fikri Aljauhari S.STP, MM dalam sambutannya menjelaskan Keterbatasan anggaran pada APBD terutama untuk belanja barang dan jasa menjadi kendala dalam melaksanakan program-program prioritas, Pemerintah Daerah dituntut untuk efektif dan efisien dengan cara kolaborasi dan inovasi bersama seluruh stakeholder untuk mendorong percepatan pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat. Beliau juga menambahkan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Dibutuhkan inovasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholder untuk mendorong percepatan pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Permasalahan pembangunan daerah Fikri menjelaskan angka kemiskinan di kabupaten bengkulu selatan masih tergolong tinggi hal ini dikarenakan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bengkulu Selatan relatif meningkat dalam 4 tahun terakhir Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2024 adalah sebesar 31,80 ribu jiwa dengan persentase penduduk miskin mencapai 17,1 %, Masih Belum Optimalnya Kualitas dan Akses Layanan Pendidikan dimana Sarana dan prasarana pendidikan yang kondisinya belum memadai untuk KBM, Masih ada sekolah yang belum terakreditasi, Masih ada anak yang putus sekolah, Masih terdapat tenaga pendidik yang belum tersertifikasi.
Selanjutnya Masih Belum Optimalnya Kualitas dan Akses Layanan Kesehatan ini dikarenakan Belum optimalnya promosi Kesehatan melalui Gerakan masyarakat sehat (Germas) dan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) secara massif dan terintegrasi, Belum optimalnya jaminan pelayanan Kesehatan bagi seluruh masyarakat Bengkulu Selatan, Masih perlu peningkatan komitmen dan kompetensi tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta Masih terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar yang terakreditasi dan yang terakhir permasalahan pembangunan daerah terletak pada Masih terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar yang terakreditasi dikarenakan Kondisi infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas dan penguatan ekonomi mengalami penurunan kualitas setiap tahunnya.