Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah dan Launching Gaek Asuh Anak Stunting (GAAS KEUN) Dalam Penurunan Stunting di BS Tahun 2024

By Published On: June 25th, 2024Categories: Berita0 CommentsTags: ,

Selasa, 25 Juni 2024, Bertempat di Aula Pendopo Kabupaten Bengkulu Selatan Bappeda Litbang melalui Bidang Pemerintahan Dan Pembangunan Manusia (PPM) serta melibatkan opd dppkbp3a dan dinkes Gelar Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah dan Launching Gaek Asuh Anak Stunting (GAAS KEUN) Dalam Penurunan Stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2004.

Acara yang dibuka oleh Bupati BS Gusnan Mulyadi ini, juga dihadiri oleh Wakil Bupati BS, Kepala Bappeda Litbang BS, Kepala DPPKBP3A, Ketua Baznas, Perwakilan Kementrian Bappenas, Kepala Dinas Kesehatan, Camat, Lurah Bumn, Bumd, Perwakilan Perbankan, PLTMH BATU BALAI, Tim Percepatan Penangan Stunting (TPPS), Kepala BPS Manna, Kepala BPJS Manna, Serta Perwakilan pengusaha Sawit di seluruh Kabupaten Bengkulu Selatan.

Wakil Bupati yang sekaligus sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Selatan menyampaikan rakor ini sangat penting karena merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan sinergi dan koordinasi antar SKPK termasuk camat dalam melakukan intervensi terhadap kemiskinan ekstrem, inflasi dan stunting,

Selanjutnya beliau berharap Terkait dengan kinerja penanganan stunting dan kemiskinan, maka Kabupaten Bengkulu Selatan terus melakukan upaya melalui inovasi setiap OPD, peningkatan alokasi anggaran serta melalui berbagai program kolaborasi bersama BAZNAS Kabupaten juga melalui pembiayaan Corporate Social Responsibility atau CSR dengan keterlibatan dunia usaha atau industri sebagai rasa tanggung jawab untuk kepentingan sosial maupun lingkungan di Bumi Sekundang Setungguan.

Dalam Rakor ini juga Kepala Bappeda BS Fikri Aljauhari, S.STP juga menyampaikan Prevalensi Stunting Kabupaten Bengkulu Selatan harus tepat Sasaran dimana targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 14%. Hal ini juga dimaksudkan agar Pengenalan program Laboratorium Unit Kerja Penanganan Kemiskinan Ekstrem serta bagaimana Metode Kerja untuk mencapai target sasaran yang dibutuhkan. Untuk mencapai target beliau menambahkan terus melakukan koordinasi dan sosialisasi ke seluruh stakeholder terkait dimana Intervensi melibatkan Seluruh Perangkat Daerah dan Camat, BAZNAS, CSR (Corporate Social Responsibility), Perusahaan Daerah dan Swasta dan Wahana Visi Indonesia.

Salah satu upaya yang terus dilakukan diantaranya melakukan identifikasi langsung ke lapangan, berdasarkan data Sasaran Keluarga Miskin Ekstrem, terdapat 56 RTLH yang perlu mendapatkan intervensi dimana Sebaran paling banyak terdapat di Kecamatan Pino Raya, Pino dan Kedurang Ilir. Hal ini didasari dengan Kondisi rumah rusak berat dan terdapat luas rumah yang tidak seimbang dengan jumlah anggota keluarga, Pekerjaan sebagian besar buruh dan serabutan dan Sebagian besar rumah belum memiliki sarana air bersih (sumur) dan sanitasi, serta listrik masih bergabung dengan tetangga.

Untuk menangani hal tersebut diperlukan kerjasama antar OPD dan stakeholder terkait agar bantuan tepat sasaran dan semua pihak dapat bekerjasama dengan baik agar dapat menggerakkan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dan penanganan stunting Ujar beliau.

Leave A Comment